HAiiii!!!!!! kali ini q mau ngepost ttg Seni Rupa Murni Indonesia. ogh y bagi reader yg mau copas, silahkan copas TAPI lu semua harus koment and jgn lupa tolong cantumin alamt blognya OK. Hargai yg nulis Plis!!!!!!
Semoga bermanfaat!!!!!!!
SENI RUPA MURNI
INDONESIA
Ø Perkembangan Seni Rupa Murni Indonesia
Seni
rupa indonesia terbentuk melalui proses waktu sejak ribuan tahun yang lalu.
Diawali dari periode prasejarah (primitif), zaman Hindu-Budha (klasik), zaman
islam, hingga zaman modern.
1.
Seni Rupa Indonesia Zaman Prasejarah
Terbagi atas
zaman batu dan logam. Karya-karya seni rupa umumnya sebagai media upacara yang
bersifat simbolis. Seni rupa prasejarah dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Seni Rupa Zaman Batu
Pada
zaman batu, peralatan yang digunakan terbuat dari batu. Contoh peninggalan seni
rupa zaman prasejarah, antara lain :
1)
Seni Banguna
Pada
zaman Megalithikum banyak bangunan yang menggunakan batu besar seperti : Punden, Dolmen, Sorkafagus dan Meja batu.
2)
Seni Patung
Peninggalan
zaman Neolithikumberupa patung-patung peninggalan leluhur yang terbuat terbuat
dari batu dan kayu dan pada zaman Megalithikum berupa patung- patung berukuran
besar dari batu.
3)
Seni Lukis
Peninggalan
zaman Mesolithikum berupa lukisan cap tangan dan jari yang menggambarkan
perburuan binatang yang ada di dinding gua. Pada zaman Neolithikum &
Megalithikum lukisan di terapkan pada bangunan, benda-benda kerajinan dan
hiasan ornamen.
b.
Seni Rupa Zaman Logam (Zaman Perunggu)
Pada
zaman logam semua peralatan terbuat dari logam. Peninggalan pada zaman logam
berupa benda-benda kerajinan dari perunggu seperti : Genderan, Kapak bejana, Patung dan Perhiasan. Karya seni tersebut
dibuat dengan teknik cor (cetak) & teknik A Cire Perdue (tuang sekali
pakai).
2.
Seni Rupa Indonesia Zaman Hindu-Budha
Pusat
perkembangan kebudayaan Hindu-Budha berada di Jawa, Bali, dan Sumatera. Dalam
perkembangannya, terjadi proses akulturasi kebudayaan India dan Indonesia.
a. Peniggalan
seni rupa Hindu-Budha
1) Seni
Bangunan
Peninggalan
seni rupa Hindu-Budha, berupa bangunan candi dan patung. Patung merupakan
perwujudan dari dewa.
2) Seni
Hias
Bentuk
candi selalu disertai hiasan bermotif flora, fauna serta makhluk gaib. Bentuk
hiasan candi dapat berupa hiasan tiga dimensi yang membentuk struktur bangunan
candi dan hiasan dua dimensi berupa relief.
b. Kronologi
Periode Seni Rupa Hindu-budha
1) Seni
Rupa Hindu-Budha Jawa Tengah
Peninggalan
sejarah berupa candi-candi pada masa wangsa Sanjaya dan wangsa Syailendra.
Peninggalan wangsa Sanjaya, antara lain Candi Gedongsongo, Canda Dieng, Candi
Selagriya, dan Candi Pringapus. Peninggalan wangsa syailendra, antara lain
Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Borobudur.
2) Seni
Rupa Hindu-Budha Jawa Timur
Terbagi
menjadi zaman Peralihan, zaman Singosari, dan zama Majapahit. Peninggalan
bangunan pada zaman Peralihan, antara lain Candi Belahan Dan Patung Airlangga.
Peninggalan seni rupa zaman Singosari, yaitu Candi Singosari beseta hiasan dan
seni patungnya. Peninggalan zaman Majapahit, antara lain kelompok candi
Penataran, Candi Bajangratu, dan Candi Surowono.
3) Seni
Rupa Hindu-Budha
Keberadaan
seni klasik di Bali dengan berakhirnya kekuasaan Majapahit serta berkembangnya
kebudayaan Islam di Jawa. Peninggalan seni rupa di Bali banyak berbentuk
bangunan pura, gapura, dan arca.
3.
Seni Rupa Indonesia Zaman Islam
Agama Islam
masuk ke Indonesia oleh pedagang dari Persia, India dan Cina. Karya seni rupa
Indonesia pada zaman Islam terdapat pada karya seni berikut :
a. Seni
Bangunan
Pengaruh
dari Hindu :
-
Pada
bagian atas masjid yang berbentuk limas dan berusun ganjil
-
Pada
bangunan makam dan nisannya yang berhias motif gunung/kala
Pengaruh dari
Gujarat, India :
-
Makam
yang beratap cungkup
b. Seni
Kaligrafi
Seni
kaligrafi adalah seni hias dalam kesenan Islam. Seni ini menggunakan simbol
bahasa arab sebagai rangkaian ayat-ayat suci Al-Qur’an. Saat itu, seni ini di
tarapkan pada bangunan masjid, nisan, surat raja, kain, dll.
c. Seni
Hias
Seni
Hias Islam selalu menghindari penggambaran makhluk secara nyata, maka untuk
penyamarannya dibutuhkan stilasinya (digayakan).
4.
Seni Rupa Indonesia Zaman Modern
Seni Rupa
Indonesia pada zaman modern merupakan bentuk dan perwujudan yang terjadi akibat
pengaruh dari kaidah seni rupa Barat (Eropa). Berikut perkembangan seni rupa
Indonesia pada zaman modern :
a.
Masa Perintis (1807-1880)
Dimulai
dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman
(1808-1880), seorang seniman kelas dunia dari Indonesia. Beliau belajar di
Belanda, sekembalinya ke Indonesia beliau banyak menyumbangkan karya-karya
lukisannya yan berharga.
b.
Masa Seni Lukis Indonesia Jelita/Indonesia Molek/ Moi
Indie(1920-1938)
Gaya
lukisan pada masa ini banyak menyajikan kemolekan alam Indonesia. Ditandai
dengan hadirnya sekelompok pelukis barat di antaranya Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, dan R. Locatelli. Pelukis
Indonesia yang mengikuti kaidah ini ialah Abdullah
Soeryosoerjo Subroto, Pirngadi, Basuki Abdullah dan Wakidi.
c.
Masa PERSAGI (1938-1942)
PERSAGI
(Persatuan Ahli Gambar Indonesia) di dirikan tahun 1938 di Jakarta dan di ketua
oleh Agus Jaya Suminta. PERSAGI bertujuan agar seniman Indonesia dapat
menciptakan karya seni yang berkepribadian Indonesia. Ciri lukisan pada masa
ini tidak lagi menggambarkan alam yang serba cantik. Ebagai mana lukisan Moi
Indie.
d.
Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pada
masa ini, seni lukis dimanfaatkan sebagai alat propaganda politik. Kebebasan
berkarya seniman dibatasi. Seniman Indonesia seperti, Agus Jaya, Otto Jaya,
Zaini dan Kusnadi disediakan wadah pada Balai Kebudayaan Keimin Bunka Shidoso.
Tahun 1945, Berdiri Lembaga Kesenian yang bernaung d bawah POETRA (Pusat Tenaga
Rakyat).
e.
Masa Kemerdekaan
(1945-1950)
Pada
masa ini seniman banyak terorganisasi dalam kelompok-kelompok, diantaranya Sanggar Seni Rupa Masyarakat di Yogyakarta
oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda di Madiun oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga
Lukis Indonesia oleh Djajengasmoro dan Himpunan Budaya Surakarta.
f.
Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal (1950)
Tahun
1950, di Yogyakarta berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (sekarang ISI) yang
dipelopori oleh R.J.Katamsi. Di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar yang
dipelopori oleh Prof. Syate Sumarja. Selanjutnya berdiri Lembaga Pendidikan
Kesenian Jakarta (LPJK) dan disusul berdirinya jurusan seni rupa di setiap IKIP
Negeri.
g.
Masa Seni Rupa Baru Indonesia (post modern)
Tahun
1974, muncul para seniman muda, seperti Jimm Supangkat, S. Priaka, Harsono,
Dede Erisupria, Nyoman Nuarta, dll. Pada masa ini, seni rupa berkembang pesat
dengan gaya yang lebih bebas serta sesual perkembangan di Era modern.
Ø Gaya Atau Corak Karya Seni Rupa Murni Indonesia
Di Indonesia,
gaya atau aliran dalam seni rupa murni dapat dibagi, antara lain gaya primitif,
gaya klasik, dan gaya modern.
1.
Gaya Primitif
Karya
seni zaman primitif bersifat alami dengan media sederhana. Gaya primitif juga
tampak pada seni patung pedalam, misalnya pada patung-patung tradisional di
Papua. Karya pahat tersebut cenderung statis dan berbeda dengan seni pahat di
Jawa, Bali, dan Sumatera, karena dipengaruhi budaya Hindu, Budha dan Islam.
2.
Gaya Klasik
Gaya
seni rupa klasik merupakan peninggalan dari Hindu, Budha, dan Islam berupa
bangunan candi, seni hias, patung, dan relief.
Warisan
budaya seni rupa Islam umumnya beroral dekoratif dan stilasi. Berupa
aarsitektur bangunan masjid, seni hias kaligrafi, seni ukir, seni pahat batu
nisan, serta batik dan wayang.
3.
Gaya Modern
Karya
seni rupa murni yang bermunculan pada zaman modern, antara lain : seni
bangunan, seni patung, dan seni lukis. Beragam aliran seni rupa yang berkembang
di Eropa pun mulai populer di Indonesia.
a.
Romantisme,
yaitu ciri lukisam yang menggambarkan adegan dramatis serta karya perpaduan
warna kontras. Tokoh aliran ini di Indoneia dipeloporii oleh Raden Saleh.
b.
Naturalisme, yaitu ciri lukisa yang mengambil objek keindahan
alam. Di pelopori oleh adanya kelompok Moi Indie, antara lain Rudolf Bonnet, Le
Mayeur, Lokacelli, Abdullah Soerjo Soebroto, Basoki Abdullah, Wakidi, dan R.M.
Pirngadi.
c.
Realisme,
yaitu ciri lukisan yang penggambaran objeknya sesuai yang sebenarnya. Tokohnya
ialah Trubus, S. Sudjojono, Agus Jaya Suminta, Dullah, Tarmizi, dan Suromo.
d.
Impresionisme, yaitu ciri
lukisan bertemakan alam yang dibuat secara langsung dan cepat, berdasarkan
kesan pencahayaan, garis, dan warna. Tokoh aliran ini ialah Zaini dan Affandi.
e.
Abstrak, yaitu ciri
lukisan yang penggambaran objek yang tidak dikenali lagi (hanya pelukisnya yang
tahu). Pelukis aliran abstrak ialah Nashar, Handrio, Zaini, Hans Hartung, Fajar
sidiq dan A.D. Pirous.
f.
Klasikisme atau dekoratif,
yaitu ciri lukisan yang penggambaran bentuknya dibuat sedemikian rupa (dengan
pengayaan) sehingga terkesan indah dan elok. Tokoh aliran ini adalah Kartono
Yudhokusumo dan Amri Yahya.
g.
Ekspresionisme, yaitu ciri
lukisan yang penggambaran bentuknya cenderung menyimpang dari wujud aslinya.
Lukisan ini dibuat secara spontan. Tokohnya ialah Affandi, Rusli, dan Srihadi
Sudarsono.
h.
Pointilisme, yaitu ciri lukisan yang dibentuk dari
kumpulan titik warna, dan jika dilihat dari jarak tertentu membentuk lukian
yang realistik, ekspresif, dan artistik. Pelukis aliran ini ialah Rajiman dan
Keo Harijanto.
i.
Kontemporer
(masa kini),
yaitu suatu aliran sni rupa gaya baru yang mengutamakan kebebasan berekspresi,
dinamis, serta tidak terikat aturan-aturan seni klasik. Seniman aliran ini
ialah S. Printa, Jim Supangkat, Nyoman Nuarta, dan Angelina P.